Skip to main content

Sejuta Setengah Cerita Karimunjawa

Mission Accomplished: Karimunjawa! WOHOO!

Tetapi siapa sangka setiap traveling mempunyai dark side-nya? Liburan itu menyenangkan, benar. Jalan-jalan itu bahagia, benar. Apalagi jalan-jalannya ke tempat yang memang terbukti keindahan alamnya, sangat benar. Tetapi ada waktu dimana liburan dan jalan-jalan akan terasa menyiksa atau mood hancur gara-gara situasi dan kondisi yang tidak direncanakan.

Kali ini trip ke Karimunjawa! Uyeahh. Siapa yang nggak tahu kalau karimunjawa itu indah? Bahkan Karimunjawa sekarang sudah menjadi tempat wisata umum. Kata orang "sometimes there has price to pay". Untuk melihat keindahan Karimunjawa butuh perjuangan. Mulai dari 12 jam perjalanan bis dari Jakarta-Jepara, dan 6 jam perjalanan Jepara-Karimunjawa. Sayangnya, bis yang aku tumpangi agak telat sampainya di Jepara yaitu jam 9 pagi yang seharusnya bisa sampai jam 7 pagi, dan kapal yang seharusnya aku tumpangi dan berangkat jam 9 pagi malah berangkat lebih cepat dari jadwal yaitu jam 8 pagi. Ketinggalan kapal, dan tidak bisa masuk ke kapal berikutnya karena sudah penuh. Selangkah lagi menuju Karimunjawa, pilihannya? cari penginapan di Jepara dan mengganti trip yang tadinya 4H3M menjadi 3H2M, ikut kapal nelayan dengan harga 250.000 rupiah udah nego, atau pulang? Kalau lihat di website para tour agent Karimunjawa dan melihat itinerary-nya, pilihan 3H2M itu nanggung, cuma bentar main-main dilautnya, kelamaan di jalan. Pulang? No way. Pilihan ke 2 dong? ya deh walaupun mahal. Aku nggak akan bilang ini apes, atau sial, atau apapun, malah aku bersyukur berangkatnya pakai kapal nelayan dibanding kapal Muria yang ninggalin aku. Kapal nelayan ini berangkat jam 15.30 jadi kalau lama perjalanan 6 jam, kira-kira sampai di Karimunjawa jam 21.30. Awalnya agak takut ngebayangin malem-malem masih ditengah lautan, tapi pas dicobain, wuah pengalaman berharga. 2 jam pertama perjalanan, 360 derajat pemandangan hanya lautan. Melihat matahari perlahan-lahan hilang sambil berada di tengah laut, digantikan dengan langit penuh bintang-bintang. Sungguh, kali ini 360 derajat langit isinya bintang semua! Bagus banget kayak foto-foto langit di google, beneran indah! Sayangnya nggak bisa difoto, pas di kamera jadi hitam semua :| Lanjut terombang-ambing di kapal, gelap, belum ada tanda-tanda pulau. Sekitar jam 21.40 bersyukur karena melihat pulau dengan adanya lampu-lampu tanda kehidupan. Sampai di Karimunjawa. We did it! Tetapi sayang semuanya gelap, nggak bisa ber-euforia karena belum melihat keindahan Karimunjawa sebenarnya.

Sunset di tengah laut.

Hari kedua dan ketiga diisi dengan snorkeling dan jalan-jalan di sekitar pulau Karimunjawa. Karang, ikan, pasir, laut, semuanya oke, oke banget. Lucu, warna warni, gradasi warna biru lautnya sempurna. Hari ketiga malam harinya, "say goodbye Karimunjawa" tidak bisa diucapkan, karena tiba-tiba ada kabar kalau besok pagi kapal dari Karimunjawa-Jepara tidak bisa berangkat karena cuaca yang tidak mendukung, kemungkinan lusa baru bisa berangkat. Penundaan waktu pulang 1 hari sangat berarti banyak karena harus batalin bis Jepara-Bandung yang udah dibayar, minta ijin waktu lebih lama di tempat magang, dan penambahan biaya penginapan dan akomodasi. Kayaknya hari ini cuacanya baik-baik aja. Bete? Kesel? Marah? iya. Ternyata ada badai di laut Jawa. Missing information. Badai di Karimunjawa memang sudah biasa terjadi, tetapi biasa terjadi hanya di bulan Januari-April, tidak pada bulan Juni atau Juli. Badai bisa terjadi hingga dua minggu pada bulan Januari. 

Salah satu pulau di Karimunjawa yang dikunjungi ketika makan siang. Ikan-ikan baru ditangkap dan langsung dibakar. Gradasi warna biru-hijau laut sangat sempurna.

Tempat penangkaran hiu. Berenang bersama ikan hiu yang masih kecil menjadi salah satu tempat yang menarik untuk dikunjungi. Lihat sirip hiu yang muncul di permukaan? lovely.


Pulau Cemara Kecil merupakan salah satu pulau favorit. Pantai landainya cukup jauh dan pasirnya sangat lembut. Garis pada gradasi menunjukkan perbedaan ketinggian laut yang cukup dalam, ditandai dengan berubahnya warna biru turqouise menjadi warna biru lebih tua.


Pulau Tanjung Gelam. Pasirnya masih halus, dan cocok sebagai tempat bersantai menikmati pantai sambil makan gorengan :9


Clown fish di spot karang Pulau Gosong. Pulau Gosong merupakan pulau yang sangat kecil dan hanya berisi pasir saja. Pulau ini hanya dapat terlihat ketika air laut sedang tidak pasang. Sayangnya ketika saya kesini, air laut sedang naik sehingga menenggelamkan pulau itu.

Hari keempat. Mati gaya. Karimunjawa adalah pulau dengan pasokan listrik yang berasal dari solar cell, jadi listrik hanya menyala pada jam 6 sore hingga 6 pagi. Main games di handphone yang jarang dimainin sebelumnya, main eat-bulaga, komunikata, abc lima dasar, dan jalan-jalan tapi cuma nemu pantai yang nggak terlalu oke. Hari-hari awal terdampar sering tanya ke orang-orang sekitar tentang kapal yang akan berangkat selain Kapal Muria. Tadinya ada saja kapal yang katanya akan berangkat seperti kapal nelayan atau Kapal Perintis, tetapi sah bandar tidak mengijinkan kapal apapun untuk berangkat demi keselamatan. Fyi, sah bandar ini akan menjadi hujatan massal jika ada badai lagi karena mengakibatkan wisatawan tidak bisa pulang. Ia yang memberikan suatu kuasa kepada kapal dapat berangkat atau tidak. Survived extend day 1.

Hari kelima. Ternyata masih belum bisa pulang. Ombak di laut masih tinggi. Pagi harinya masih terjadi hujan disertai angin. Uang menipis, persediaan baju bersih menipis. Dapat informasi dari sesama traveller lokal kalau kapal kemungkinan bisa berangkat sekitar hari Minggu atau Senin. Menurut BMKG, cuaca akan cerah pada hari itu, dan karena memang sedang terjadi badai laut dari daerah Samudra Hindia yang menjalar ke arah Laut Jawa. Masih mengisi waktu dengan main games di handphone atau ipod. Untuk masalah makanan, stok bahan-bahan makanan tergantung dari kapal juga, karena didatangkan dari Pulau Jawa. Biasanya kalau cari makan malam agak telat, bisa kehabisan makanan. Berhubung trip kali ini pada masa-masa liburan, jadi kebayang ramenya turis lokal maupun internasional yang sama-sama terjebak di pulau ini. Para pedagang makanan disini juga variatif, bukan berarti pulau ini hanya menyajikan makanan seafood aja, tetapi ada juga yang menjual steak sapi/ayam, spaghetti, sayur-sayuran, nasi goreng, jagung/roti/pisang bakar, bahkan martabak :9 Banyak penjual makanan di daerah alun-alun, biasanya mereka mulai jualan pada sore sampai malam hari. Selain itu, ada juga warung makan yang menyajikan makanan rumahan dengan harga yang standar sekitar 10-15ribu. Aku senang disini karena walaupun daerah ini merupakan tempat wisata, tetapi harga barang maupun makanan masih sama seperti daerah pada umumnya. Walaupun sedih belum bisa pulang, salah satu hiburan disini adalah hunting bule :) Survived extend day 2.

Hari keenam. Masih belum bisa pulang. Cuaca hari ini terlihat lebih cerah dari hari sebelumnya, walaupun angin masih besar. Satu-satunya hari yang aku rasa paling cerah semenjak disini adalah hari pertama ketika berangkat dari Jepara menuju Karimunjawa. Tanya-tanya orang sekitar tentang tempat-tempat yang bisa dikunjungi selama masa-masa terdampar ini. Ada beberapa tempat seperti Bukit Joko Tuo, Hutan Mangrove, dan Pantai Nirwana. Pilihan jalan-jalan siang ini adalah Bukit Joko Tuo. Di pulau tidak hanya terdapat daratan rendah, melainkan terdapat bukit dan gunung. Bukit Joko Tuo adalah spot yang cukup terkenal untuk menyaksikan keindahan laut Karimunjawa dari atas sambil duduk-duduk melihat sunset, tapi karena perginya siang, mataharinya masih diatas kepala. Insting kalau besok masih belum bisa pulang dan persediaan baju bersih sudah sangat minim, akhirnya inisiatif beli detergen dan cuci baju kotor. Lumayan ngisi waktu. Survived extend day 3.

Pemandangan dari Bukit Joko Tuo. How wonderful Indonesia is.

Hari ketujuh. Tuhkan masih belum bisa pulang. Dapat kabar gembira kalau besok kapal sudah mulai bisa berangkat. Ketinggian ombak hari ini sekitar 2-2,5m. Kemungkinan besok ketinggian ombak sudah kembali normal. Hari ini terdapat demo dari wisatawan ke sah bandar. Wisatawan sudah mulai tidak nyaman dengan diundurnya hari pemulangan mereka ke tempat masing-masing. Pemunduran jadwal pulang dapat berakibat pembatalan tiket yang sudah dipesan bahkan sudah dibayar untuk transportasi lain menuju tempat asal. Memang kapal akan dapat berangkat esok hari, tetapi bagaimana dengan sistemnya? Semua orang ingin pulang dan hanya terdapat 1 kapal. Keputusannya Kapal Muria akan berangkat 2 kali sehari yaitu pada pagi hari dan pada malam hari. Kapal Perintis juga akan diberangkatkan, dan dibantu dengan Polisi Air. Survived extend day 4.

Hari H pulang. Rencananya siap-siap berangkat dari penginapan ke dermaga jam 3 pagi, karena kapal dikabarkan berangkat pada jam 6, dan kebayang banyaknya orang yang niat banget untuk pulang jadi sudah antri beberapa jam sebelumnya. Tapi rencana batal. Malah jam 1 pagi udah dibangunin untuk siap-siap ke dermaga. Bahkan ketika jam segitu berangkat, di dermaga udah ada puluhan orang yang lagi duduk menunggu hal yang sama, antri untuk masuk ke kapal. Ikutan duduk juga bersama orang-orang lainnya sambil berusaha mendapatkan posisi nyaman untuk duduk sambil tidur, maklum jam 1 pagi, ngantuknya masih kerasa. Orang-orang masih terus berdatangan ke dermaga. Ketika jam 4 pagi, ada orang iseng yang melakukan suatu gerakan spontan yang mengakibatkan kesalahpahaman semua orang di dermaga. Nggak tahu siapa yang mulai, tetapi ketika lagi enak-enak berusaha tidur sambil dihembuskan angin laut, semua orang grasak-grusuk berdiri secepat kilat dan maju mendekati portal. Mereka menganggap kapal sudah mulai mau berangkat, dan portal akan dibuka. Ternyata tidak, bahkan petugas pun belum datang, tetapi semua orang sudah terlanjur berdiri dan merapatkan tubuhnya serapat mungkin berharap dapat maju mendekat portal. Tidak ada yang bisa membuat orang sebanyak ini untuk kembali menunggu sambil duduk. Pada jam 04.30 seharusnya portal sudah dibuka dan sudah diperbolehkan untuk mulai memasuki kapal. Ternyata pada jam 05.00 portal baru dapat dibuka. 1 jam berdiri menunggu sambil berusaha mendapatkan oksigen lebih banyak diantara orang-orang ini. Ketika petugas datang dan membuka portal, desakan-desakan makin terasa. Dorongan dari arah samping dan belakang sangat besar untuk maju ke depan. Tubuh terhimpit oleh tubuh-tubuh manusia lainnya. Teriakan-teriakan dari petugas seperti "jangan dorong", "sabar", sudah sama seperti angin laut yang hanya lewat begitu saja. Dengan suatu keberuntungan, memasuki portal hanya bagian awalnya saja. Ketika memasuki kapal, bagian atas sudah penuh dan memilih untuk berada di dek kapal, tempat yang menjadi area kendaraan pada kapal ferry. Tidak ada kendaraan yang boleh memasuki kapal hari ini, prioritas berada pada manusia. Jam 05.45 kapal mulai berangkat. Tidak semua orang yang menunggu pada pagi itu dapat masuk ke dalam kapal karena kapasitas yang terbatas. Orang-orang yang tidak dapat berangkat pada kapal ini, dapat berangkat dengan kapal perintis yang akan berangkat pagi ini juga sekitar jam 8 pagi. Tidur adalah pilihan yang tepat sambil menunggu 6 jam lama perjalanan ini, dan supaya tidak mual. Aku tidur dengan bantalan tas dikepala. Tidak sepenuhnya dapat merentangkan kaki dan tangan, cukup membuat badan dan kepala terbaring agar tidak mual, bahkan orang-orang sambil ngelangkahin badan ku kalau ada yang lewat. Ancaman semut merah menjadi salah satu gangguan dalam tidur. Entah kenapa kapal ini banyak semut merah. Agak sakit jika tergigit semut ini, dan kalau diusir pake tangan bukannya jatuh tapi malah nempel. Sekitar jam 12.00 sepertinya sudah mulai mendekati daratan. Orang-orang mulai sibuk mempersiapkan barang-barangnya, aku masih lemes akibat efek ngantuk dari obat anti mual dan kurang tidur. Aku berpikir, silahkan saja orang-orang ini keluar duluan, aku rela nungguin di dalam kapal sampai sepi lalu baru keluar, udah nggak ada tenaga untuk berdesak-desakan lagi. Sepertinya tidak sedikit yang mempunyai pikiran yang sama dengan ku, orang-orang mulai keluar dari kapal tidak terlalu terburu-buru seperti ketika masuk kapal pagi tadi, mereka lebih santai. Akhirnya.. Jepara! Pulau Jawa! We did it! First thing first, makan. Setelah itu, kehidupan kembali seperti biasa, bebersih diri seadanya, menuju terminal, naik bis, pulang.

Indonesia is really a beautiful country, dan Karimunjawa hanya salah satu dari ratusan surga kecil Indonesia. Aku tidak menyesal datang ke Karimunjawa dengan budget yang menjadi dua kali lipat dari rencana karena ketinggalan kapal dan terjebak badai laut. Semua itu pengalaman, yang akan menjadi cerita yang dapat diceritakan kembali ke orang-orang terdekat. Aku tidak akan mendapatkan cerita ini kalau tidak jalan-jalan, hanya duduk nonton tv, atau pergi ke mall.

Tips perjalanan ke Karimunjawa:
1. Ijin orang tua is a must. Penting banget, jangan remehin restu orang tua. Minimal orang tua tahu kemana kita pergi, karena kita nggak akan tahu apa yang akan terjadi nanti. Tidak hanya ke Karimunjawa, tetapi kemanapun.
2. Jangan ngeluh. Ngeluh hanya membuat trip menjadi lebih buruk. Apapun yang terjadi, coba untuk lihat sisi lucunya, dan tertawalah.
3. Lebih baik cash. Sebenarnya ini tergantung orangnya juga, tapi aku lebih memilih untuk berjaga-jaga membawa uang cash lebih daripada nantinya ambil di atm. Di Karimunjawa hanya terdapat 1 bank yaitu Bank BRI, dan 1 atm bersama. Ketika hari terakhir disana, uang yang tersedia dalam atm habis dan banyak orang tidak dapat mengambil uang.
4. Kenalan dengan sesama traveler/turis/warga setempat. Mereka dapat memberikan informasi yang cukup membantu.
5. Perhatikan jadwal kapal. Kapal Muria atau Kapal Express mempunyai jadwal masing-masing. Pastikan sampai di pelabuhan Jepara/Semarang beberapa jam sebelumnya, karena bisa saja kapal berangkat lebih cepat dari jadwal.
6. Pilih tour agent yang sesuai. Aku lebih memilih untuk menggunakan tour agent karena lebih praktis. Tiket kapal, penginapan, akomodasi, sewa kapal dan alat snorkeling, foto underwater, dll biasanya sudah masuk dalam harga paket. Harganya relatif, ada yang memberikan harga sangat murah sampai harga mewah. Pintar-pintar memilih tour agent, jangan melihat dari harga murahnya saja tetapi ternyata kualitas yang diberikan tidak baik.
7. Obat anti mabok. Istilah lainnya adalah obat tidur. Aku tipe orang yang tidak bisa tidur dengan mudah ketika dalam kendaraan, apalagi kendaraan di laut. Ketika berada di Karimunjawa, alat transportasi yang sering digunakan adalah kapal. Tidur merupakan senjata ampuh untuk membunuh waktu.
8. Enjoy it. You only live once.

Happy holiday! Happy traveling! :)

Comments

  1. Mari berlibur ke karimunjawa!! Untuk info paket silahkan kunjungi http://karimunjawamenjanganresort.com

    ReplyDelete
  2. Seruu banget liburanya kak, OKeee Mencoba browsing mencari Info Paket Backpacker Karimunjawa yang menyediakan Paket Wisata Karimunjawa Murah Liburan ke Karimunjawa cuma 175rb Hubungi 082 234 463 000 One Day Tour Karimunjawa 175rb dan mau nyari barang-barang funiture HD Furniture Jepara

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

ALSEACE 2009

GUEST STAR: Maliq & d'essentials Alexa Twentyfirst Night The S.I.G.I.T Soulvibe Rocket Rockers Souljah Thirteen Siksa Kubur Featuring: Gribs The Last Emotion Session Five HTM: Pre sale Rp 15.000,00 On the Spot Rp 20.000,00 Come and see you there!

Main ke Rumah Artis

Gerald Situmorang, itu siapa ya? Awalnya aku nggak tahu dia siapa, pas ditanya ke temenku ternyata dia gitaris jazz. Nama bandnya Hemiola dan Sketsa, hm.. nggak pernah denger. Katanya doi juga suka main bareng Tompi, Monita, Indra Lesmana, dll di Red White Lounge, Kemang.  Sabtu, 14 Desember 2013 aku berangkat dari Bandung ke Jakarta sekitar jam 6 pagi. Rencananya aku mau datang ke acara Architalk: Projects For The City yang diadain di Erasmus Huis, tetapi ternyata ada berita duka pada hari Jumat, 13 Desember 2013 salah seorang dosenku meninggal dunia, dan akan dimakamkan di Jeruk Purut pada hari Sabtu-nya. Jadi pada hari itu aku melayat dulu ke rumah almarhum Pak Ahmad Rida (Tata) Soemardi di daerah Pejaten dan ikut ke pemakamannya. Sekilas cerita tentang Alm. Pak Tata akan berada pada post berikutnya. Setelah dari sana, barulah aku ikut acara Architalk tersebut. Jadwal acaranya dari jam 10 sampai jam 2 siang. Sekitar jam 2 siang, aku berangkat dari Erasmus Huis ke daerah Kema...

Wisma Subud, guest house

Kira-kira 2 jam sudah gue berchatingan ria non stop dengan temen gue yang sedeng tapi baik hati dan playboy setengah mati. Temen 2 minggu 3 hari di Handayani, Subud dan Malaysia; Faiz/Reza/Playboy Kebumen hahaha :D .. Kayaknya klo ngomong sama dia topiknya ga abis-abis. Adaa aja yang di omongin, curhat inilah, curhat itulah, nanya ini, nanya itu.. Dan kayaknya ngga ke gue doang; Bundo, Nofi, Dhini semua dicurhatin lamaa abis sampe berjam-jam, hahaha. Klo ngebayangin lagi curhat sama mereka semua, pengeeeeeeen banget gue balik ke Subud, ke guest house, ke kamar 208 main truth or truth atau cuma sekadar ngobrol doang. Ya Allah, izinkanlah kami ber-10 untuk berkumpul bersama lagi.. amin preparing for presentations stress of we all 10, love you