Skip to main content

Main ke Rumah Artis

Gerald Situmorang, itu siapa ya? Awalnya aku nggak tahu dia siapa, pas ditanya ke temenku ternyata dia gitaris jazz. Nama bandnya Hemiola dan Sketsa, hm.. nggak pernah denger. Katanya doi juga suka main bareng Tompi, Monita, Indra Lesmana, dll di Red White Lounge, Kemang. 

Sabtu, 14 Desember 2013 aku berangkat dari Bandung ke Jakarta sekitar jam 6 pagi. Rencananya aku mau datang ke acara Architalk: Projects For The City yang diadain di Erasmus Huis, tetapi ternyata ada berita duka pada hari Jumat, 13 Desember 2013 salah seorang dosenku meninggal dunia, dan akan dimakamkan di Jeruk Purut pada hari Sabtu-nya. Jadi pada hari itu aku melayat dulu ke rumah almarhum Pak Ahmad Rida (Tata) Soemardi di daerah Pejaten dan ikut ke pemakamannya. Sekilas cerita tentang Alm. Pak Tata akan berada pada post berikutnya. Setelah dari sana, barulah aku ikut acara Architalk tersebut. Jadwal acaranya dari jam 10 sampai jam 2 siang. Sekitar jam 2 siang, aku berangkat dari Erasmus Huis ke daerah Kemang. Ngapain di Kemang? Mau ke rumah artis. 

Sebenarnya yang mau ketemu artis hanya Boki dan Cia, mereka ingin wawancara untuk keperluan proyek tugas akhir terkait tentang musik di Indonesia, tetapi karena aku pulang ke Bandungnya bareng Cia dan nggak tahu mau pergi kemana, jadi ikutan deh. Yap, artisnya itu Gerald Situmorang, silahkan buka om google atau sis youtube kalau nggak tahu. Awalnya janji ketemuan di salah satu kafe atau tempat makan di daerah Kemang, ternyata pada hari itu Geraldnya lagi nggak enak badan akhirnya ketemuan di rumahnya yang juga di daerah Kemang. Yang ngefans dan pengen banget bangetan ketemu si artis ini adalah Cia. Cia ngerasa nggak enak soalnya udah minta ngewawancarain disaat sang artis sakit, dan semangat banget beliin buah sebelum ketemu. 

Di rumah Gerald, kita ngobrol-ngobrol. Yang paling banyak ngobrol, Boki dan Cia sih, aku nggak terlalu nanya banyak soalnya sesungguhnya nggak tahu dia siapa, main apa, dan gimana musiknya dia, haha (maaf ya kalo Gerald baca, #sok bakal dibaca). Gerald banyak cerita kalo sebenarnya dia beruntung banget di dunia musik ini. Dia beruntung karena punya banyak link. Dia sering main di Mostly Jazz di Red White Lounge, dan hari Minggu ini dia main disana, sayang.. udah pulang ke Bandung lagi. Doi main musik dari umur 13 tahun sampai sekarang dia 24 tahun. Sempat les bareng Nikita Dompas, belajar sama Indra Lesmana, dan terinspirasi juga oleh Tohpati. Bandnya dia yaitu Sketsa, diproduser-in oleh Tohpati. Katanya dia juga sering cuma rekaman dirumah temennya, atau cuma di kamar. Kadang-kadang juga tinggal taruh di soundcloud, selesai. Lucky Boki, karena sesama gitaris, musiknya didenger langsung sama Gerald ini. Soundcloudnya langsung dibuka, didengerin, dan dikasih beberapa komentar. Gerald juga ngasih beberapa sedikit tutorial. Gerald juga mainin lagu yang baru aja dia buat. Boki sengaja bawa album CD Hemiola buat ditanda tangan, dan setelah itu Boki dan Cia beli album CD Sketsa yang Different Season dari Gerald langsung, dan dikasih tanda tangannya juga. Oh well, you both lucky. Gerald orangnya asik, seru, kalo ngomong atau jawab pertanyaan suka ngalor ngidul kemana-mana. Kebanyakan inspirasinya dateng kalo lagi putus cinta. Beberapa lagunya terinspirasi dari mantan-mantan pacarnya. Emang ya musisi itu melankolis. Bahkan Gerald nulis nama semua mantan-mantannya di "thanks to", jadi ketauan deh siapa aja haha. Pas mau tanda tanganin punya Cia,

"Alicia kan? Udah ada tuh namanya dialbumnya"

ada judul lagunya "(lupa depannya) ...... alice". Jadi mantannya juga ada yang namanya Alicia. 

Akhirnya, sekitar jam setengah 6 sore, kami putuskan untuk pulang. Seru sih ini main ke rumah artis, kapan-kapan lagi ah.

ki-ka: Dhira, Cia, Boki, Gerald

Comments

Popular posts from this blog

Road Trip to Bromo, Ijen, dan Baluran

foto: Ditto Ardia Perjalanan ke daerah Jawa Timur ini adalah untuk merayakan selesainya Tugas Akhir * yeay! , (hampir) ST., dan sebelum kembali melanjutkan rutinitas kantor untuk kerja praktek.  Selama tiga hari, tiga teman (Reina, Thito, dan Ditto), dan satu mobil. Dimulai dari Surabaya ke Gunung Bromo, yang memakan waktu sekitar 4-5 jam. Kami berangkat sekitar jam 11 malam untuk melihat sunrise di Bromo. Dengan memakai kendaraan pribadi dan (thanks to) Google Maps, tanpa tour agent kami bisa sampai di Bromo dan tujuan-tujuan lainnya di Jawa Timur. Hati-hati jika berkendara pada malam hari, perhatikan khususnya bus-bus yang sering menyalip seakan berukuran seperti mobil kecil. Pada kawasan Gunung Bromo, tidak ada pilihan lain selain menyewa mobil jeep untuk berkeliling pada beberapa titik wisata didalamnya. Mobil pribadi dilarang untuk masuk ke dalam kawasan, dan juga medan jalannya yang ekstrim, yaitu berpasir, berbatu, dan menanjak. Sewa mobil jeep ...

Popularitas Kafe terhadap Ketersediaan WiFi

Teknologi pada masa kini sudah jauh lebih berkembang seiring dengan berjalannya waktu, contohnya adalah internet. Internet sudah menjadi suatu kebutuhan dalam gaya hidup sehari-hari. Akses internet sudah jauh lebih mudah, dan terdapat pada hampir seluruh fasilitas umum di sekitar kita, seperti kafe. Penyediaan internet pada kafe sekarang ini dapat meningkatkan popularitas kafe tersebut. Sebagian besar orang-orang yang berkunjung untuk memanfaatkan fasilitas wifi. Sistem fasilitas wifi yang digemari oleh pengguna adalah dengan sistem password . Namun, selain fasilitas wifi, popularitas kafe juga didukung oleh suasana kafe tersebut. Suasana yang nyaman, berada pada suatu ruang yang menghargai privasi. Survey dilakukan pada bulan Oktober - November 2013. Info grafik ini dilakukan untuk tujuan mata kuliah AR4151 Seminar Arsitektur.