Skip to main content

Kepada Alm. Pak Ahmad Rida (Tata) Soemardi

Alm. Ahmad Rida Soemardi, atau yang biasa saya panggil Pak Tata, adalah salah satu dosen hebat yang ada di Arsitektur ITB. Pertama kali saya bertemu dengannya adalah ketika tingkat satu di mata kuliah Dasar Perencanaan dan Perancangan. Tidak ada kesan yang mendalam saat pertama kali bertemu, sampai akhirnya setelah beberapa pertemuan, saya tahu bahwa beliau adalah orang yang tegas. Beliau tidak memperbolehkan mahasiswa yang telat untuk masuk ke kelasnya, salah satu peraturan yang menyebalkan bagi mahasiswa, tetapi sangat baik untuk membentuk sikap disiplin. Demi nilai akademik yang baik, maka saya berusaha menjadi anak yang baik di kelasnya. Saya bukan mahasiswa yang jago gambar, arsitektur dan desain juga masih menjadi hal yang baru bagi saya. Suatu ketika, kami diminta untuk membuat tugas terkait dengan rumah, perjalanan, dan kampus. Beliau memberikan waktu pada kuliah itu untuk asistensi tugas, dan saya pun asistensi dengannya. Sebelum asistensi, saya melihat pekerjaan teman-teman yang lain, dan saya tahu bahwa tugas yang saya kerjakan saat itu bukan seperti apa yang diminta, tetapi saat saya asistensi, beliau berkomentar dengan komentar yang baik, mengapresiasi apa yang saya kerjakan, dan setelah itu menasehati apa yang harusnya saya lakukan selanjutnya dan memperbaikinya, dengan nada yang sangat membimbing. Saya pikir saya akan dimarahi, tetapi setelah itu saya menjadi lega dan saya tahu apa yang akan saya lakukan. Beberapa minggu selanjutnya kami diminta untuk mempresentasikan tugas kami. Setelah saya presentasi, beliau meminta tugas saya. Saat itu saya senang, karena tugas saya menjadi salah satu tugas yang akan beliau simpan dan didokumentasikan.

Tahun-tahun selanjutnya di jurusan Arsitektur, saya tidak terlalu dekat dengan beliau. Saya tidak dibimbing oleh beliau pada mata kuliah studio ataupun mata kuliah yang lain. Beberapa kali saya ikut kegiatan di BCCF, dan sering bertemu dengan beliau. Beliau sangat senang apabila ada mahasiswanya yang aktif dalam kegiatan diluar kampus seperti ini. 

Pada hari Jumat, 13 Desember 2013 sekitar jam 1 siang, saya dan teman kelompok studio sedang asistensi dengan Pak Widjaja diruangannya lantai 3. Ditengah asistensi sekitar jam 2 kurang, Pak Widjaja mendapat telepon, ketika itu raut muka Pak Widjaja menjadi sangat kaget, shock dalam pembicaraannya, dan seketika mengambil kunci mobil dan pergi keluar ruangan. Pintu ruangan tidak tertutup sehingga kami masih bisa mendengar pembicaraan teleponnya Pak Widjaja. Sayup-sayup saya mendengar bahwa Pak Widjaja akan mengirim ambulans kesana. Kesana kemana? Siapa orang yang dimaksud? Ini ada apa ya? Teman-teman saya langsung menyambungkan kejadian ini dengan Alm. Pak Tata. Jumat pagi itu adalah sidang Tugas Akhir, tetapi ternyata beliau tidak datang dan tidak dapat dihubungi sama sekali. Ini bukan sifat beliau, karena beliau selalu memberi kabar dan tidak pernah meninggalkan tanggung jawabnya. Ada kabar bahwa beliau sedang sakit, dan muntah-muntah dirumahnya. Beberapa saat kemudian, Pak Widjaja kembali ke dalam ruangan, dan kembali mengasistensi. Pak Widjaja bersikap tidak panik, dan seolah-olah tidak ada yang terjadi. Melihat hal itu, saya tidak memikirkan hal-hal negatif apapun dahulu. Beberapa menit setelahnya, Pak Widjaja mendapat telepon kembali, dan langsung keluar ruangan. Pintu ruangan masih terbuka sehingga pembicaraan masih terdengar. Sebenarnya pembicaraan tidak berlangsung lama, tetapi saya tidak fokus untuk menguping pembicaraan. Teman-teman saya sudah panik dengan keadaan Alm. Pak Tata, takut kejadian yang paling buruk menimpa beliau. Saat itu saya masih memilih untuk berpikir positif. Saat Pak Widjaja kembali ke dalam ruangan, beliau memberikan kabar kepada kami apa yang terjadi. Beberapa kalimat itu butuh beberapa menit untuk dicerna dan diyakini.

"Ada berita duka, dosen kalian yaitu Pak Tata meninggal dunia..."

Ruangan menjadi sepi, semuanya diam, dan sesaat setelah itu teman-teman saya ada yang menangis. Kabarnya beliau meninggal karena sakit, tetapi belum jelas sakit apa. Beberapa minggu sebelumnya, dosen-dosen pergi ke Bali, dan setelah pulang dari Bali Beliau mengeluh sakit dibagian dada. Asistensi kami diakhiri, dan semuanya keluar dari ruangan. Perasaan saya menjadi aneh. Masih belum bisa membayangkan bahwa orang yang sering saya temui sudah tidak ada lagi. Saya langsung mengabari teman-teman saya. Beberapa dari mereka merespon dengan perasaan yang tidak percaya. Ini memang sangat mendadak, dan tidak terprediksi. Memang, siapa yang tahu umur seseorang? Mungkin saya tidak terlalu dekat dengan beliau, dan bahkan mungkin beliau tidak terlalu mengenal saya. Tetapi suasana dan kondisi seperti ini cukup mempengaruhi saya juga. Saya ikut melayat ke rumah beliau yang berada di Sangkuriang. Sudah banyak orang yang berada disana saat saya sampai. Saya hanya sampai teras, dan melihat jasad beliau yang sudah dikafani. Saya berada disana sampai jasad beliau dibawa pergi ke Jakarta dengan ambulans sekitar jam 5 sore.

Kepada Alm. Pak Tata, mungkin Bapak tidak mengenal saya, tetapi saya sering memperhatikan Bapak ketika memberikan asistensi karena kelompok Bapak dekat dengan kelompok saya di studio. Saya juga sering mendengar cerita-cerita Bapak lewat teman-teman saya. Bapak sangat baik dalam hal memberikan motivasi kepada mahasiswanya. Walaupun saya tidak termotivasi langsung dari Bapak, saya ucapkan terima kasih. Terima kasih juga Bapak sangat perhatian karena sering mengundang pembicara-pembicara internasional untuk menambah wawasan kami. Terima kasih untuk komentar-komentar Bapak terhadap tugas-tugas saya. Terima kasih untuk senyum ramah Bapak ketika kami bertemu dalam kegiatan luar kampus. Maaf untuk segala kesalahan saya, apapun yang saya lakukan selama ini. Saya berdoa semoga Bapak mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah. Bapak orang baik, Allah sayang sama Bapak, buktinya Allah memanggil Bapak secepat ini untuk dibebas tugaskan dari tanggung jawab di dunia. Semua yang terbaik untuk Bapak, dan juga keluarga. Amin. 

Comments

  1. Semoga segala amal ibadah Pak Tata diterima oleh Allah SWT dan semoga pahala Ilmu yang bermanfaat darinya mengalir deras dalam kubur almarhum, aamiin....

    saya baru "mengenal" alm. Pak Tata lewat buku Jon Lang.

    thank you for sharing mas, keep on writing.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

ALSEACE 2009

GUEST STAR: Maliq & d'essentials Alexa Twentyfirst Night The S.I.G.I.T Soulvibe Rocket Rockers Souljah Thirteen Siksa Kubur Featuring: Gribs The Last Emotion Session Five HTM: Pre sale Rp 15.000,00 On the Spot Rp 20.000,00 Come and see you there!

Main ke Rumah Artis

Gerald Situmorang, itu siapa ya? Awalnya aku nggak tahu dia siapa, pas ditanya ke temenku ternyata dia gitaris jazz. Nama bandnya Hemiola dan Sketsa, hm.. nggak pernah denger. Katanya doi juga suka main bareng Tompi, Monita, Indra Lesmana, dll di Red White Lounge, Kemang.  Sabtu, 14 Desember 2013 aku berangkat dari Bandung ke Jakarta sekitar jam 6 pagi. Rencananya aku mau datang ke acara Architalk: Projects For The City yang diadain di Erasmus Huis, tetapi ternyata ada berita duka pada hari Jumat, 13 Desember 2013 salah seorang dosenku meninggal dunia, dan akan dimakamkan di Jeruk Purut pada hari Sabtu-nya. Jadi pada hari itu aku melayat dulu ke rumah almarhum Pak Ahmad Rida (Tata) Soemardi di daerah Pejaten dan ikut ke pemakamannya. Sekilas cerita tentang Alm. Pak Tata akan berada pada post berikutnya. Setelah dari sana, barulah aku ikut acara Architalk tersebut. Jadwal acaranya dari jam 10 sampai jam 2 siang. Sekitar jam 2 siang, aku berangkat dari Erasmus Huis ke daerah Kema...

Wisma Subud, guest house

Kira-kira 2 jam sudah gue berchatingan ria non stop dengan temen gue yang sedeng tapi baik hati dan playboy setengah mati. Temen 2 minggu 3 hari di Handayani, Subud dan Malaysia; Faiz/Reza/Playboy Kebumen hahaha :D .. Kayaknya klo ngomong sama dia topiknya ga abis-abis. Adaa aja yang di omongin, curhat inilah, curhat itulah, nanya ini, nanya itu.. Dan kayaknya ngga ke gue doang; Bundo, Nofi, Dhini semua dicurhatin lamaa abis sampe berjam-jam, hahaha. Klo ngebayangin lagi curhat sama mereka semua, pengeeeeeeen banget gue balik ke Subud, ke guest house, ke kamar 208 main truth or truth atau cuma sekadar ngobrol doang. Ya Allah, izinkanlah kami ber-10 untuk berkumpul bersama lagi.. amin preparing for presentations stress of we all 10, love you